Assalamu'alaikum...

Rabu, 05 Januari 2011

Mengingat Saat Kematian (Zikrul-Mawt) V:


          Akhir babak, bayangkan: tiba-tiba aku kembali menyadari keberadaan diriku, berada dalam liang tanah sempit dan pekat! Sepertinya, Allah mengembalikan sebagian ruh hidupku ke tubuhku, sehingga aku pun terbangun dengan tubuh hanya berlapis kafan.
          Bagai kebingungan aku bertanya diri: adakah ini yang disebut Alam Kubur? Apa yang akan terjadi? Dan, apa pula yang akan muncul, apakah Malaikat Munkar dan Naqir -- yang penampilannya saja entah seperti apa? Ke mana aku bisa lari atau sembunyi di liang tanah sempit dan pekat ini? Bagaimana aku harus menghindarinya? Atau harus menghadapinya, tapi bagaimana bisa? Bagaimana kalau tak bisa, bisakah aku minta tolong atau minta tangguh? Ke mana pula kedigjayaanku yang kumiliki dulu -- baik itu berupa kekuasaan, kewenangan, kegagahan, kehebatan, kepintaran, kelihaian, kekayaan, kemewahan, kepangkatan, kesombongan, keakuan, atau apa pun nyatanya...
          Ya, inilah saat yang paling menentukan apa jadinya aku...
          (Dan, inilah saat sebagaimana yang diperingatkan Rasulullah saw, "Alam Kubur itu lebih menakutkan/mengerikan ketimbang segala hal yang menakutkan/mengerikan yang pernah kusaksikan!" Sabdanya lagi, "Alam Kubur itu adalah tahap awal dari tahap-tahap Alam Akhirat. Barangsiapa yang bisa bebas dari azabnya, maka ia akan lebih mudah menjalani tahap-tahap berikutnya. Tapi, barangsiapa yang tak bisa bebas dari azabnya, niscaya ia akan lebih sulit lagi menjalani tahap-tahap berikutnya..."
          Apa jadinya aku...?
          ... 

[: Ditunda...]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar