Assalamu'alaikum...

Rabu, 05 Januari 2011

Mengingat Saat Kematian (Zikrul-Mawt) IV:


          Tiba-tiba kulihat ada kendaraan datang: mobil jenazah! Begitu sampai, dari mobil jenazah itu dikeluarkan sebuah keranda, dimasukkan ke tengah rumah dan diletakkan di samping tubuhku. Kemudian, beberapa orang mengangkat tubuhku dan memindahkannya ke dalam keranda itu. Diusung ke luar rumah, lalu dimasukkan ke mobil jenazah. Selanjutnya, mobil jenazah itu berjalan dengan kerlipan lampu sirinenya, diiringkan mobil-mobil lain di belakangnya. Dan, seperti tak mau kalah, motor-motor pun tampak ikut mengiringkan dengan berseliweran...
          Di ujung perjalanan, mobil jenazah yang mengangkut tubuhku itu berhenti di depan gerbang sebuah pemakaman. Orang-orang kembali mengeluarkan keranda dari mobil jenazah, mengusungnya beramai-ramai ke tengah pemakaman, dan berhenti di sebuah liang tanah persegi yang tampaknya sudah dipersiapkan. Pelan-pelan keranda itu diletakkan di pinggir liang. Lalu, beberapa orang mengangkat tubuhku dari keranda, memasukkannya ke dalam liang. Di liang tanah persegi itu tampak tubuhku dibaringkan dengan posisi menyamping, dengan beralas bantalan dari tanah yang dibulat-bulatkan. Kulihat ikatan yang membungkus kafanku dilepas semua, dan lapisan kafan yang menutup wajahku pun dibuka lebar-lebar. Tampak wajahku diciumkan ke dinding tanah...
          Tak lama kemudian, orang-orang menutup liang tanah persegi itu dengan sekat hamparan papan. Lalu, mengurugnya dengan tanah, hingga penuh berbentuk kuburan. Ya, itulah kuburanku! Dengan nisan di atasnya bertuliskan namaku, dan taburan bunga. Selanjutnya kulihat orang-orang berdoa dengan iringan tangis isteri dan anak-anakku, juga orangtua dan saudara-saudaraku. Usai berdoa dan bertangis-tangisan, akhirnya semua orang tampak meninggalkan pemakaman itu -- kembali. Tinggallah aku dalam kesendirian yang teramat hampa, bahkan rasanya teramat sangat lengang. Rasanya ada semacam kehilangan yang begitu mencekam, rasa kehilangan segala-galanya. Dan, tiba-tiba rasanya semua menjadi gelap, dan gulita. Pekat! Rasanya kesadaran ruang dan waktu pun sirna dalam dalam ketiadaan. Tapi, itu sebenarnya belum apa-apa -- belum segala-galanya...
...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar